Seberapa Sosialkah Bos Anda?

Jakarta – Beberapa minggu silam, wacana mengenai perlunya Chief Executive Officer (CEO) perusahaan berkicau di Twitterland semakin menghangat. Terutama bagi pemimpin puncak perusahaan Asia.

Yang perlu dicermati adalah alasan perlunya kehadiran mereka di situs micro blog tersebut, baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi, maupun profesional, serta dampaknya terhadap brand dan perusahaan, secara langsung dan tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Mengapa di Asia? Karena sebagai kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, diiringi dengan melambatnya perekonomian Eropa maupun masih belum pulihnya Amerika Serikat dari krisis moneter, mengakibatkan perhatian dunia tertuju pada perusahaan di benua ini.

Berbanding lurus dengan hal tersebut, penggunaan Twitter sebagai salah satu jejaring sosial, menjadi semakin meluas dan intensif. Jumlah pengguna individual semakin meningkat tajam, begitu juga dengan semakin banyaknya brand/perusahaan yang terjun ke hingar bingar Twitterverse.

Selain berbagai jenis pengguna di atas, yang menggelitik adalah dimanakah para eksekutif puncak tersebut berada? Jika berbicara mengenai perusahaan Paman Sam, mayoritas dari mereka sudah memiliki akun serta aktif menggunakan media ini.

Dalam kapasitasnya sebagai pribadi, biasanya mereka akan mencantumkan klausul pada bagian bio bahwa twit mereka merupakan opini pribadi, tidak mewakili perusahaan. Sesuatu yang sering kita lihat, bukan?


(Kredit: GoldMedal)

Berpijak pada pernyataan di atas, apabila informasi tersebut tidak ada, maka secara implisit akun mewakili mereka dalam kapasitasnya sebagai eksekutif perusahaan. Cara penggunaannya bisa dilakukan dalam berbagai bentuk. CEO Zappos Tony Hsieh, misalnya, dengan akun perusahaannya @zappos, mencantumkan no telepon, situs web dan email penting di landing page.

Sementara itu Sir Richard Branson Virgin Group, Guy Kawasaki dan Pete Cashmore (CEO Alltop dan CEO Mashable), Executive Chairman Google Eric Schmidt, Phil Libin dari Evernote, bos Forrester Research George Colony dan tentunya pendiri Twitter Jack Dorsey serta Jeffrey Immelt pemimpin puncak General Electric — yang baru bergabung September lalu — merupakan figur yang sangat aktif di kancah jejaring micro blog ini.

Tanpa sungkan, mereka pun rajin memberikan update mengenai layanan terbaru, menjawab pertanyaan pengguna seputar produk mereka, sampai dengan mendekatkan diri kepada para konsumen.

Urgensi dan Tantangan

Para eksekutif secara tidak langsung dituntut untuk lebih dekat, jika tidak lebih intim, dan lebih inspiratif kepada para pelanggan maupun konsumen perusahaannya. Namun di sisi lain keberadaan mereka di media sosial mengusung risiko cukup tinggi.

Begitu tinggi dan cepatnya permintaan dan kebutuhan akan informasi, yang apabila tanpa adanya validasi dan pengawasan ketat, akan menyebabkan terjadinya hal yang tidak diinginkan, mulai dari bocornya rahasia dapur perusahaan, marahnya konsumen sampai ke tuntutan hukum.

Di sisi lain, para eksekutif ini sangatlah teramat sibuk bergulat dengan pekerjaannya, sehingga kemungkinan meluangkan waktu untuk mengirimkan twit, membalas pesan, me-retweet sangat kecil.

Hal ini diperparah dengan anggapan sebagian besar dari mereka bahwa tidak adanya atau minimnya hubungan langsung maupun tidak langsung antara jumlah pengikut dengan aktivitas penjualan.

Di Amerika Serikat & Asia Pasifik

Kenyataannya, hanya 30 persen CEO perusahaan di dalam daftar Fortune 500 memiliki akun media sosial populer (Twitter, Facebook, LinkedIn, Pinterest dan Google+), sebagaimana dilansir oleh laporan CEO.com.

Dan di antara mereka, yang menggunakan Twitter dan Facebook dengan namanya sendiri, berada di angka 4 persen dan 8 persen, jauh dibawah prosentase warganya, yaitu 34 persen dan 50 persen.

Survei MEC atas kawasan Asia Pasifik menyatakan eksekutif puncak mulai memberdayakan penggunaan teknologi untuk mengumpulkan informasi dan mengelola waktu kerja, serta cenderung untuk terjun langsung dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi dengan mengurangi peran dari para asisten pribadi.

Mereka lebih setuju menggunakan media sosial di dalam organisasi untuk mendengarkan saran, gagasan dan usulan dari bawahan. Sementara pemanfaatan di luar organisasi sebisa mungkin dihindari, karena dianggap akan menghilangkan mekanisme kontrol dan eskalasi yang sudah ada.

Cara Terbaik?

Secara relatif, pada dasarnya belum ada cara yang lebih cost-effective dalam menjangkau para pelanggan maupun karyawan perusahaan (pelanggan internal) selain jejaring sosial.

Salah satu solusi yang bisa digunakan adalah bekerja sama atau meminta bantuan dari Direktur Komunikasi/Public Relations perusahaan dalam rangka mendesain cetak biru dan strategi media sosial organisasi, termasuk merancang, membalas serta validasi twit yang akan diposting.

Alternatif lainnya adalah gunakan jasa ghostwriting, berkoordinasi dan berkonsultasi dengan pihak perusahaan, untuk menjalankan aktivitas di atas.

Sebagaimana dimuat di DetikINET: http://inet.detik.com/read/2012/11/05/090318/2081232/398/seberapa-sosialkah-bos-anda?i991102105

Meniti Perkembangan Google+ dalam 60 Hari

Jakarta – Berbagai fitur baru dan layanan tambahan Google+ (G+) sudah diluncurkan oleh Google untuk meningkatkan penggunaan maupun jumlah pengguna dalam beberapa waktu terakhir.

Sudah hampir dua bulan sejak diluncurkan 28 Juni lalu dengan jumlah pengguna, menurut comScore.com, sekitar 30 juta dimana 8 juta pengguna berasal dari Amerika Serikat. Rekapitulasi fitur dan layanan tersebut ada di paragraf berikutnya.

8 Juli. G+ Extension di G+ Chrome WebStore. G+ Facebook extension dari CrossRider untuk menambahkan stream Facebook kita ke G+ merupakan salah satu extension dari sekitar 60 extension yang tersedia untuk browser Google Chrome.

19 Juli. Aplikasi Google+ untuk iPhone. Tidak lama setelah diluncurkan, aplikasi ini langsung berada di peringkat teratas daftar aplikasi gratis (free app) di AppStore.

21 Juli. Akuisisi Fridge dan Integrasi dengan G+. Situs jejaring sosial Fridge yang diakusisi, direncanakan akan diintegrasikan dengan proyek ini.

5 Agustus. Open Registration. Bagi yang ingin memiliki akun G+ cukup melakukan pendaftaran dengan akun email Gmail.

8 Agustus. Usability Study. Pengguna bisa memberikan saran, gagasan, keluhan dan pujian kepada tim pengembang G+. Studi ini berbentuk wawancara, diskusi kelompok dan mengisi kuesioner.

8 Agustus. Aplikasi G+ di AppStore. Tersedia untuk iPod Touch, iPhone dan iPad, aplikasi gratis berversi 1.0.2.1966 dan ukuran file 5.5 MB ini membutuhkan iOS 4.0 ke atas. Selain “Circle” dan “Stream” terdapat juga fitur “Huddle” untuk mengirimkan dan menerima pesan ke grup. Sayangnya opsi geotagging belum bisa diaktifasi maupun nonaktifasi saat melakukan post, serta belum mendukung posisi lanskap.

Screenshot
Tampilan Aplikasi Google+ di iPhone

10 Agustus. Situs Google+ Platform Blog. Blog di situs blogspot.com ini menjadi sumber informasi dan pengumuman resmi proyek G+. Post pertama ditulis oleh David Glazer, Google Engineering Director. Mayoritas plusser lebih menginginkan adanya stream di akun G+ dibandingkan dengan blogspot karena mereka cukup “memantau” informasi dan pengumuman tersebut dengan “single console” saja.

10 Agustus. Adanya tautan di halaman home page yang dapat diinformasikan kepada rekan yang tertarik untuk mendaftarkan dirinya di G+.

11 Agustus. Social Games. Direncanakan akan dirilis bertahap, pada tahap awal 16 permainan sudah bisa mulai dinikmati oleh para pecandu game. Zynga Poker dari Zynga,Diamond Dash dari Wooga, Bejeweled Blitz dari PopCap, Angry Birdsdari Rovio dan Sudoko adalah beberapa game populer yang diluncurkan.

Berada dalam stream tersendiri dan dapat diakses melalui tombol “Games” di sebelah tombol “Circle”, pengguna memiliki kendali penuh terutama kapan mereka melihat, dengan siapa bermain, cara bermain, dan saling berbagi informasi mengenai status permainan.

FarmVille dan Mafia Wars, dua game terpopuler besutan Zynga, diperkirakan akan hadir pada tahap selanjutnya. Sejauh ini, Crime City merupakan game terpopuler di G+.

Sebagaimana disampaikan oleh David Glazer bahwa user experience dan developer experience sangatlah diutamakan sehingga kualitas game yang dirilis jauh lebih penting dibandingkan dengan kuantitasnya. Perusahaan pengembang game dan game baru termasuk akses API dan SDK akan ditambahkan seiring dengan berjalannya waktu.

Saat ini akses API dan SDK memang hanya dibuka untuk para pengembang game besar. Untuk para pengembang lain, bisa mendaftarkan dirinya di sini untuk memperoleh informasi selanjutnya.

Screenshot

Pasar Social Games, yang menjadi salah satu primadona untuk memonetisasi jejaring sosial, memang sangat menggiurkan. ThinkEquity, bank investasi ternama, memprediksikan penjualan virtual goods, dengan pertumbuhan eksponensial, akan mencapai 20,3 miliar dolar pada tahun 2014.

12 Agustus. Integrasi dengan Social Search. Post yang dilakukan oleh pengguna akan muncul di Social Search. Google Social Search merupakan proyek dua tahun lalu yang menggabungkan hasil pencarian social search dengan hasil pencarian reguler.

13 Agustus. Kebijakan tentang nama pengguna. Diharapkan pengguna menggunakan nama aslinya dengan urutan nama pertama, nama tengah (jika ada), dan nama keluarga (jika ada). Nama panggilan diperbolehkan dengan syarat dicantumkan di bagian nama panggilan. Penggunaan karakter khusus tidak diperolehkan.

Keinginan pengguna akan penggunaan “nama beken” mungkin nantinya bisa diakomodasi dengan adanya bagian untuk “nama alias”. Untuk membedakan pengguna dengan nama lengkap yang sama, bisa memanfaatkan foto profil.

20 Agustus. Informasi yang disampaikan oleh Denise Ho, Google+ Photos Product Manager, bahwa pengguna dapat memilih foto profil mereka menggunakan web camera serta tersedianya opsi untuk mengirimkan pesan pribadi apabila ada pergantian foto profil.

20 Agustus. Setelah game,fitur lain yang ditambahkan adalah layananvideo conferencedengan sesama pengguna saat menonton video dari situs YouTube menggunakan G+ Hangout. Klik tombol “Share” pada video di YouTube dan opsi tersebut akan muncul yaitu “Start a Google+ Hangout”. Saat peluncuran akhir Juni lalu, yang dapat dilakukan sesama pengguna adalah menonton video YouTube melalui Hangouts.

Screenshot
Layanan Video Conference Saat Menonton Video di YouTube dengan “Hangout”

21 Agustus. Verified Account. Google akan mulai melakukan verifikasi akun pengguna terutama akun selebritis dan figure publik. Sesudahnya verifikasi kalangan umum akan dilaksanakan. Akun jenis ini akan ditandai dengan adanya teks “verified name” di sebelah kanan nama pemilik akun.

Tujuannya adalah memastikan “keaslian” akun bahwa akun tersebut memang milik pengguna yang bersangkutan. Sayangnya status ini belum dapat dilihat jika menggunakan aplikasi Android.

Screenshot
Tampilan teks “Verified Name”

24 Agustus. Pengguna sudah bisa melihat informasi kepada siapa saja album foto yang di post oleh pengguna lain itu ditujukan terlepas apakah itu untuk “extended circle”, atau “limited” circle.

Dari sudut pandang privasi, beberapa pengguna justru menginginkan hal yang sebaliknya, di mana informasi pengguna lain itu tidak ditampilkan. Keinginan lain adalah melakukan tagging foto dengan menggunakan mobile app, baik di platform Android maupun iOS.

Sampai artikel ini ditulis, 5 besar akun dengan follower terbanyak diduduki oleh Mark Zuckerberg, Larry Page, Sergey Brin, Pete Cashmore, dan Ray William Johnson.

Informasi dari socialstatistics.com dan singlegrain.com menyebutkan bahwa pengguna pria masih dominan dengan prosentase sebesar 70.3% di mana pengguna terbanyak berprofesi sebagai insinyur, pengembang, desainer, mahasiswa dan penulis.

Masih akan banyak fitur baru dan layanan tambahan yang diberikan di masa mendatang. Integrasi dengan produk Google lainnya seperti Google Music dan Google Docs cukup ditunggu para pengguna. Mengutip Vic Gundotra, proyek ini akan menjadi ranah jejaring sosial yang “sesungguhnya”.

Bagi plussers yang sudah menggunakan G+ sekian lama, apakah sudah “nyaman” berada di “rumah baru” ini?

Sebagaimana diterbitkan oleh DetikINET: http://inet.detik.com/read/2011/09/05/161535/1715915/398/meniti-perkembangan-google–dalam-60-hari

Menanti Google+ untuk Bisnis

Jakarta – Mega proyek Google Plus (G+), selain ditujukan untuk para pengguna individual dan umum, direncanakan akan digunakan oleh kalangan pebisnis. Sementara fitur G+ untuk bisnis belum ada, terdapat beberapa cara kreatif bagi bisnis untuk memanfaatkan G+.

Pada suatu kesempatan, Christian Oestlien, Google Plus Product Manager, mengatakan bahwa walaupun fokus utama Google saat ini adalah mengoptimalkan user experience, namun mereka juga memiliki beberapa tim dengan pengembang terbaik yang sedang mengembangkan Google+ versi bisnis.

Bagi pebisnis atau perusahaan yang berminat untuk mencobanya, bisa melakukan pendaftaran di Google+ Entity Profile Application untuk memperoleh undangannya. Cukup mengisikan informasi seakurat dan selengkap mungkin.

Diperkirakan versi bisnis juga akan diluncurkan pertama kali dengan sistem undangan (invitation only) serta dalam masa percobaan terbatas (Field Trial) sebagaimana Google+ untuk pengguna individual dan umum. Google akan melakukan verifikasi terhadapnya dan apabila menemukan bahwa profil tersebut palsu, maka keanggotaan akan ditangguhkan dan terancam dicabut.

Saat ini penggunaan jejaring sosial untuk menunjang aktivitas perusahaan memang semakin meningkat. Dari survei terhadap 100 perusahaan yang dilakukan majalah Fortune (Fortune 100), prosentase perusahaan yang menggunakan jejaring sosial yaitu Twitter, Facebook, YouTube dan Blog) adalah 65%, 54%, 50% dan 33%. Banyaknya perusahaan di seluruh dunia yang menggunakan keempat jejaring sosial tersebut sekaligus adalah 20%, dengan 28% di Amerika Serikat, 15% di Eropa, dan 25% di Asia.

ilustrasi

Versi bisnis ini diperkirakan memiliki berbagai fitur Sales dan Marketing unggulan Google yaitu Rich Analytics dan Adwords serta terintegrasi dengan aplikasi maupun layanan Google lainnya. Dengan Rich Analytics diharapkan perusahaan dapat menganalisa data dan informasi situs webnya (home page, halaman web, pengunjung, waktu berkunjung, dan lainnya) untuk membuat keputusan strategis sehingga optimalisasi situs web dapat dicapai.

Tingkat penjualan, pendapatan dan customer diharapkan akan meningkat. Sementara itu, Adwords merupakan jenis iklan yang akan ditampilkan di sebelah kanan hasil pencarian saat kita menggunakan search engine Google untuk mencari sesuatu menggunakan kata kunci tertentu.

Besar harapan bahwa Analytics di versi bisnis akan lebih lengkap dengan fitur administrasi untuk mengelola semua content yang lebih bersahabat dan mudah digunakan, fitur pembuatan dan penambahan halaman web yang lebih banyak dan variatif.

Sebenarnya Google telah memperlihatkan tampilan Google versi bisnis beberapa waktu lalu. Uniknya, yang ditampilkan pada home page versi bisnis, tidak hanya informasi mengenai fans saja, namun juga informasi para karyawan dan manajemen perusahaan. Alamat perusahaan dapat ditampilkan melalui Google Maps dan Places.

Menggunakan Google Offers, perusahaan bisa memberikan penawaran atau program khusus kepada para konsumen, pelanggan, mitra maupun rekanan bisnisnya lainnya. Bagi para plusser, fitur Sparks dapat dimanfaatkan untuk memperoleh informasi terbaru mengenai perusahaan tertentu.

Beberapa fitur lain yang kemungkinan besar akan tersedia pada versi bisnis adalah Google Meeting, Google Screencast dan Google Whiteboard. Dengan Google Meeting, perusahaan dapat merencanakan, mengadakan dan mendokumentasikan pembicaraan, teks, maupun video selama meeting atau konferensi dilaksanakan.

Undangan meeting dapat dibuat menggunakan Google Calendar, GMail dan juga Google Chat. Tampilan layar saat meeting dapat disimpan dengan Google Screencast untuk keperluan meeting selanjutnya serta bisa diperlihatkan kepada peserta yang tidak dapat hadir.

Untuk keperluan presentasi, membuat Minutes of Meeting maupun berbagi dokumen penunjang lainnya selama meeting, bisa menggunakan Google Whiteboard dengan Google Docs. Peserta dapat memberikan catatan pada whiteboard virtual dan catatan bisa dikirimkan kepada peserta lain melalui email maupun Google+.

Bagi yang menantikan versi bisnis, untuk sementara waktu bisa memanfaatkan akun Google+ yang dimilikinya untuk keperluan perusahaan yang dimilikinya. Beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan baru (startup) skala mikro dan kecil atau organisasi sederhana akan dibahas di bawah ini. Kreativitas adalah kata kuncinya.

Aktivitas Komunikasi

Berbagai content komunikasi baik teks, suara dan video bisa diakomodasi. Bentuknya bisa berupa content untuk konsumsi publik dan pesan pribadi (private message) dengan stream serta email, chat dengan Google Chat serta video conferencing dengan fitur Hangouts.

Dengan adanya fitur Circle, kita bisa mengelompokkan plusser menjadi satu atau beberapa Circle. Seorang plusser bisa berada di beberapa Circle dan dalam satu Circle bisa mengakomodasi beberapa plusser. Jumlah maksimal plusser yang bisa kita tempatkan dalam Circle dan jumlah maksimal plusser dalam satu Circle adalah sama yaitu 5000.

Sebagai contoh implementasinya, kita dapat membuat beberapa Circle untuk departemen yang ada dan membuat beberapa circle untuk jabatan yang ada (staff, officer, supervisor, manager dan lainnya). Karena saat ini Circle masih bersifat privat, dimana setiap plusser hanya bisa melihat Circlenya sendiri, maka Circle plusser yang satu dengan Circle plusser yang lain haruslah sama.

Hangouts adalah fitur yang dapat digunakan secara gratis untuk melakukan video conferencing dengan rekanan bisnis (distributor, dealer, peritel, pemasok, prinsipal), kantor pusat, kantor cabang, maupun customer serta pihak lainnya dan tersedia tanpa moderasi serta gratis. Jumlah peserta maksimal adalah 10 plusser.

Jika ada plusser yang merasa terganggu, mereka bisa mengaktifkan fitur mute. Video akan secara otomatis berpindah ke siapapun plusser yang sedang berbicara pada konferensi tersebut. Selain itu komunikasi via chat juga dimungkinkan selama konferensi berlangsung.

Aktivitas Proyek

Jika perusahaan sedang mengerjakan proyek dengan aktivitas utama, aktivitas pendukung, daftar pekerjaan, siapa yang akan mengerjakan termasuk penanggung jawabnya dapat didokumentasikan menggunakan Circle.

Circle akan menjadi “tempat kerja virtual” dengan fitur yang disebutkan di atas sebagai media komunikasinya. Berbagai pihak yang mengerjakan dapat memberikan komentar dan share dengan jumlah maksimal 500 komentar dan 1000 share untuk setiap postnya.

Aktivitas Pekerjaan

Aktivitas pekerjaan dalam perusahaan dapat didelegasikan ke departemen maupun individu tertentu. Caranya dengan menginformasikan aktivitas pekerjaan dalam bentuk stream ke departemen tertentu menggunakan Circle dan juga nama individu yang bersangkutan, bila diperlukan.

Screenshot

Bagi yang menerima penugasan dan pendelegasian tersebut bisa memberikan notifikasi bahwa informasi pekerjaan sudah diterima, dibaca dan akan dikerjakan. Status pekerjaan dapat diinformasikan secara berkala kepada pemberi pekerjaan, rekan serta pihak lain menggunakan fitur komentar dan share.

Aplikasi Perkantoran

Produk aplikasi perkantoran Google yaitu Google Docs, dapat digunakan untuk membuat berbagai dokumen, presentasi maupun kertas kerja serta dibagikan kepada rekan kerja lainnya. Walaupun belum terintegrasi sepenuhnya dengan Google+, aplikasi ini bisa dimanfaatkan secara optimal.

Screenshot

Sambil menunggu peluncuran Google+ versi bisnis, beberapa fitur di atas bisa dimanfaatkan terlebih dahulu. Selamat mencoba!

Sebagaimana diterbitkan oleh DetikINET: http://inet.detik.com/read/2011/08/02/173039/1695027/398/menanti-google–untuk-bisnis